Kiswah adalah kain hitam berhias kaligrafi emas yang menutupi Ka’bah di Masjidil Haram, Makkah. Kain suci ini bukan sekadar penutup, melainkan simbol kesucian, kehormatan, dan persatuan umat Islam.
Setiap tahun, kiswah diganti pada 1 Muharram, menandai tahun baru Islam, dengan prosesi penuh makna yang melibatkan ratusan teknisi terampil.
Apa Itu Kiswah?
Secara bahasa, kiswah dalam bahasa Arab berarti “selubung” atau “pakaian”. Kain ini terbuat dari sutra hitam berkualitas tinggi seberat sekitar 670 kg, dihiasi sulaman ayat-ayat Al-Qur’an, seperti Surat Al-Ikhlas, serta kalimat syahadat dan Asmaul Husna menggunakan benang emas dan perak.
Kiswah memiliki luas 658 m², terdiri dari 47 potong kain berukuran 98 cm x 14 m, yang dijahit dengan cermat di pabrik khusus di Makkah.
Sejarah Kiswah Ka’bah
Tradisi menutupi Ka’bah sudah ada sejak zaman pra-Islam. Menurut catatan sejarah, Raja Tubba Abu Karib As’ad dari Kerajaan Himyar adalah orang pertama yang menyelimuti Ka’bah dengan kain pada abad ke-5 Masehi.
Awalnya, kiswah terbuat dari kulit dan kain kasar, kemudian berkembang menggunakan kain Yaman bergaris merah dan putih. Nabi Muhammad SAW mempertahankan tradisi ini dan menutupi Ka’bah dengan kain qabhati (linen putih Mesir) setelah Fathu Makkah.
Pada masa Khalifah Umar bin Khattab, kiswah mulai menggunakan kain putih Mesir, sementara pada era Umayyah dan Abbasiyah, warna kiswah bervariasi, termasuk merah, hijau, dan putih. Akhirnya, pada masa Abbasiyah, warna hitam dipilih karena ketahanannya terhadap sentuhan jemaah dan cuaca. Sejak 1927, produksi kiswah dipindahkan ke Makkah, dan sejak 1977, Arab Saudi memiliki pabrik khusus untuk membuat kain ini.
Fungsi dan Makna Kiswah
Kiswah memiliki fungsi fisik dan spiritual yang mendalam:
- Melindungi Ka’bah: Kiswah melindungi struktur Ka’bah dari cuaca ekstrem, debu, dan kerusakan akibat sentuhan jutaan jemaah. Bagian bawahnya diangkat 3 meter saat musim haji untuk mencegah kerusakan.
- Simbol Kesucian: Kaligrafi ayat-ayat Al-Qur’an pada kiswah mengingatkan umat Islam akan keagungan Allah dan pentingnya ibadah.
- Persatuan Umat Islam: Sebagai penutup Ka’bah, kiblat umat Islam sedunia, kiswah menjadi simbol persatuan dan keimanan.
- Kehormatan Spiritual: Sulaman emas dan perak menambah kemuliaan Ka’bah sebagai Baitullah (Rumah Allah).
Proses Pembuatan Kiswah
Pembuatan kiswah adalah proses rumit yang memakan waktu 6-8 bulan. Kain sutra diimpor dari Italia, sedangkan benang emas dan perak dari Jerman. Prosesnya meliputi:
- Penenunan: Menggunakan mesin Jacquard untuk menenun 670 kg benang sutra hitam.
- Penyulaman: Ayat-ayat Al-Qur’an dan ornamen Islam disulam manual oleh pengrajin terampil dengan 120 kg benang emas dan 25 kg benang perak.
- Perakitan: Kain dijahit menjadi 47 panel, dilengkapi lapisan katun putih sebagai penyangga untuk menahan panas.
Pabrik Kiswah di Makkah, yang diresmikan pada 1977, mempekerjakan lebih dari 240 pekerja untuk memastikan kualitas kain ini. Biaya produksi mencapai sekitar 25 juta Riyal Saudi (sekitar 100 miliar Rupiah).
Tradisi Penggantian Kiswah
Kiswah diganti setiap 1 Muharram (sebelumnya 9 Dzulhijjah) sesuai perintah Raja Salman sejak 2022. Proses penggantian melibatkan 50-200 teknisi dan spesialis. Kiswah lama dipotong menjadi bagian kecil dan dihadiahkan kepada pejabat Muslim atau organisasi Islam, sementara sebagian disimpan di gudang khusus untuk mencegah kerusakan kimiawi.
Pada 2024, untuk pertama kalinya, perempuan turut serta dalam prosesi ini, menandai momen bersejarah.
Keunikan dan Fakta Menarik
- Berat dan Ukuran: Kiswah memiliki berat total sekitar 1.415 kg, termasuk 825 kg sutra, 410 kg katun, dan benang emas-perak.
- Kaligrafi Tsulutsi: Tulisan pada kiswah menggunakan khat Tsulutsi, yang dipilih karena keindahan dan fleksibilitasnya sejak abad ke-3 Hijriyah.
- Kiswah Lama: Potongan kiswah lama dianggap bernilai tinggi dan sering dilelang, seperti pada 2018 di Indonesia dengan harga 450 juta Rupiah untuk selembar kain berukuran 80×59 cm.
Kesimpulan
Kiswah bukan hanya kain penutup Ka’bah, tetapi juga lambang kesucian, keimanan, dan persatuan umat Islam. Dengan sejarah panjang sejak zaman pra-Islam hingga era modern, kiswah terus menjadi bagian integral dari ibadah haji dan umrah, mengingatkan umat Islam akan keagungan Baitullah.
Proses pembuatannya yang rumit dan tradisi penggantiannya yang penuh makna menambah nilai spiritual kain suci ini.








