Ka’bah, bangunan suci di tengah Masjidil Haram, Mekkah, adalah pusat spiritual umat Islam di seluruh dunia. Bentuknya yang sederhana namun penuh makna menjadikan Ka’bah sebagai kiblat saat salat dan tujuan utama ibadah haji serta umrah.
Setiap bagian Ka’bah memiliki sejarah dan keutamaan tersendiri yang memperkaya pengalaman spiritual jamaah.
Dalam artikel ini, Anda akan diajak mengenal bagian-bagian Ka’bah secara sederhana dan mendalam, sekaligus memahami makna di baliknya.
1. Hajar Aswad: Batu Suci dari Surga
Hajar Aswad adalah batu hitam yang terletak di sudut timur Ka’bah, menjadi titik awal dan akhir ritual tawaf. Menurut riwayat, batu ini berasal dari surga dan awalnya berwarna putih, namun berubah menjadi hitam karena dosa-dosa manusia.
Jamaah dianjurkan untuk mencium atau menyentuh Hajar Aswad saat tawaf, tetapi jika tidak memungkinkan, cukup melambaikan tangan sebagai isyarat.
Keutamaan Hajar Aswad begitu besar, sebagaimana sabda Rasulullah SAW bahwa batu ini akan bersaksi di hari kiamat bagi mereka yang menyentuhnya dengan ikhlas.
2. Pintu Ka’bah: Gerbang Menuju Keberkahan
Pintu Ka’bah terletak di sisi timur laut, sekitar dua meter di atas permukaan tanah. Saat ini, pintu ini terbuat dari emas murni seberat 280 kilogram, hadiah dari Raja Khalid bin Abdul Aziz pada 1979.
Pintu ini hanya dibuka pada waktu tertentu, seperti saat pembersihan Ka’bah, dan hanya orang-orang tertentu yang diizinkan masuk. Secara simbolis, pintu Ka’bah menggambarkan pintu rahmat dan keampunan Allah bagi umat-Nya.
3. Multazam: Tempat Mustajab untuk Berdoa
Multazam adalah dinding Ka’bah di antara Hajar Aswad dan pintu Ka’bah, sepanjang sekitar dua meter. Tempat ini dianggap sangat mustajab untuk berdoa.
Banyak jamaah menempelkan dada, pipi, dan tangan mereka ke dinding Multazam sambil memanjatkan doa dengan penuh kekhusyukan.
Dalam sebuah hadis, Rasulullah SAW menyebut bahwa doa di Multazam akan dikabulkan oleh Allah SWT.
4. Maqam Ibrahim: Jejak Kaki Nabi Ibrahim
Maqam Ibrahim adalah batu yang menyimpan jejak kaki Nabi Ibrahim AS saat beliau membangun Ka’bah bersama putranya, Nabi Ismail AS. Terletak di sisi timur Ka’bah, batu ini kini dilindungi dalam kotak kaca berlapis emas.
Jamaah dianjurkan untuk melaksanakan salat sunah dua rakaat di belakang Maqam Ibrahim setelah tawaf, sebagai bentuk penghormatan terhadap perjuangan Nabi Ibrahim.
5. Hijir Ismail: Area Penuh Sejarah
Hijir Ismail, atau disebut juga Al-Hathim, adalah area setengah lingkaran di sisi utara Ka’bah, di antara Rukun Syami dan Rukun Iraqi. Dinding rendah setinggi sekitar 3,11 meter menandai area ini.
Menurut sejarah, Hijir Ismail adalah bagian dari fondasi asli Ka’bah yang dibangun Nabi Ibrahim, namun tidak dimasukkan dalam bangunan utama saat renovasi oleh kaum Quraisy karena keterbatasan dana.
Tempat ini juga dianggap mustajab untuk berdoa, dan salat di sini diyakini setara dengan salat di dalam Ka’bah.
6. Rukun Yamani: Sudut Penuh Keberkahan
Rukun Yamani terletak di sudut barat daya Ka’bah, menghadap ke arah Yaman. Rasulullah SAW sering menyentuh Rukun Yamani saat tawaf, sehingga jamaah dianjurkan untuk mengusapnya sebagai sunnah.
Meski tidak wajib menciumnya seperti Hajar Aswad, menyentuh Rukun Yamani dipercaya dapat menghapus dosa-dosa kecil.
7. Rukun Syami dan Rukun Iraqi
Ka’bah memiliki dua sudut lain, yaitu Rukun Syami (menghadap Suriah) di sisi timur laut dan Rukun Iraqi (menghadap Irak) di sisi barat laut.
Kedua rukun ini tidak memiliki keutamaan khusus seperti Hajar Aswad atau Rukun Yamani, tetapi tetap menjadi bagian penting dalam struktur Ka’bah. Jamaah melewati kedua sudut ini saat tawaf sebagai bagian dari ibadah.
8. Mizab Ar-Rahman: Talang Emas
Mizab Ar-Rahman adalah talang air di sisi utara Ka’bah, tepat di atas Hijir Ismail. Terbuat dari kayu jati yang dilapisi emas, talang ini berfungsi mengalirkan air hujan dari atap Ka’bah agar tidak menggenang.
Berdoa di bawah Mizab dianggap mustajab, sehingga banyak jamaah memanfaatkan momen ini untuk memohon rahmat Allah.
9. Syadzarwan: Pelindung Ka’bah
Syadzarwan adalah struktur marmer yang melingkari bagian bawah dinding Ka’bah, kecuali di area Hijir Ismail. Struktur ini berfungsi melindungi Ka’bah dari banjir dan kerumunan jamaah, sekaligus menjaga kain kiswah agar tetap terpasang rapi. Syadzarwan juga menambah keindahan arsitektur Ka’bah.
10. Kiswah: Kain Penutup Ka’bah
Kiswah adalah kain hitam berbahan sutra yang menutupi Ka’bah, dihiasi kaligrafi ayat-ayat Al-Qur’an dengan benang emas. Kain ini diganti setiap tahun pada tanggal 9 Zulhijah, dan potongan kiswah lama sering dihadiahkan kepada pejabat atau organisasi Muslim.
Kiswah tidak hanya melindungi Ka’bah dari debu, tetapi juga menjadi simbol kemuliaan dan kesucian.
Sejarah Singkat Ka’bah
Ka’bah dibangun oleh Nabi Ibrahim AS dan Nabi Ismail AS atas perintah Allah, sebagaimana disebutkan dalam Al-Qur’an, Surah Al-Baqarah ayat 127. Seiring waktu, Ka’bah mengalami beberapa renovasi, salah satunya oleh kaum Quraisy sebelum masa kenabian Nabi Muhammad SAW.
Renovasi ini mengurangi bagian Ka’bah, termasuk Hijir Ismail, dan menjadikan pintu Ka’bah lebih tinggi untuk membatasi akses.
Kesimpulan
Bagian-bagian Ka’bah, mulai dari Hajar Aswad hingga Kiswah, bukan sekadar elemen arsitektur, tetapi juga memiliki makna spiritual yang mendalam. Setiap sudut, dinding, dan ornamen Ka’bah mengingatkan umat Islam akan sejarah para nabi dan kebesaran Allah SWT.
Dengan memahami bagian-bagian Ka’bah, Anda dapat lebih menghayati ibadah haji atau umrah, sekaligus memperdalam koneksi spiritual dengan Baitullah. Semoga pengetahuan ini menambah kekhusyukan Anda saat berada di Tanah Suci.








