Niat Badal Umrah: Panduan Lengkap Sesuai Sunnah

Badal umrah adalah praktik melaksanakan ibadah umrah atas nama orang lain, baik karena uzur seperti sakit, usia lanjut, atau telah meninggal dunia.

Layanan badal umrah kini semakin banyak ditawarkan oleh berbagai lembaga untuk memudahkan umat Islam yang membutuhkan

Namun, penting untuk memahami tata cara dan niat badal umrah yang benar sesuai sunnah agar ibadah ini diterima oleh Allah SWT.

Apa Itu Badal Umrah?

Badal umrah adalah bentuk ibadah yang dilakukan seseorang untuk menggantikan orang lain yang tidak mampu melaksanakan umrah sendiri.

Syarat utama bagi orang yang membadalkan adalah sudah pernah menunaikan ibadah umrah sebelumnya.

Sementara itu, orang yang dibadalkan harus dalam kondisi uzur, seperti sakit parah, lanjut usia, atau sudah meninggal dunia.

Hal ini didasarkan pada hadits Nabi Muhammad SAW:

“Rasulullah SAW mendengar seorang sahabat melafalkan talbiyah, ‘Labbayka untuk Syabramah.’ Beliau bertanya, ‘Siapa Syabramah?’ Sahabat itu menjawab, ‘Saudara atau kerabatku.’ Rasulullah bertanya lagi, ‘Apakah kamu sudah berhaji?’ Sahabat itu menjawab, ‘Belum.’ Maka Rasulullah bersabda, ‘Berhajilah untuk dirimu sendiri terlebih dahulu, baru kemudian kamu boleh membadalkan untuk Syabramah.’” (HR Abu Dawud dan Ibnu Majah).

Tata Cara Badal Umrah yang Sesuai Sunnah

Dalam pelaksanaan badal umrah, semua ketentuan ibadah umrah tetap berlaku, termasuk pelafalan niat.

Melafalkan niat badal umrah dianjurkan untuk memantapkan hati dan memastikan kesungguhan dalam beribadah.

Syekh Sa‘id bin Muhammad Ba‘asyin dalam kitab Busyral Karim menjelaskan:

“Seseorang dianjurkan untuk melafalkan niat ibadah (haji atau umrah) yang dia kehendaki untuk memantapkan hatinya, sebagaimana ibadah lainnya. Niat tersebut wajib diucapkan dalam hati, dan sunah dilafalkan dengan lisan.”

Lafal Niat Badal Umrah

Berikut adalah contoh lafal niat badal umrah yang bisa dibaca oleh orang yang akan melaksanakan ibadah tersebut:

Baca Juga:  Waktu Pelaksanaan Umrah yang Dianjurkan dalam Sunnah

Lafal Pertama:

نَوَيْتُ العُمْرَةَ عَنْ فُلَانٍ وَأَحْرَمْتُ بِهاَ للهِ تَعَالَى
Nawaytul ‘umrata ‘an fulān (sebut nama jamaah umrah yang dibadalkan) wa ahramtu biha lillāi ta‘ālā.
Artinya: “Aku berniat melaksanakan umrah untuk si fulan (sebut nama) dan aku berihram umrah karena Allah ta‘ala.”

Lafal Alternatif:

نَوَيْتُ العُمْرَةَ وَأَحْرَمْتُ بِهاَ للهِ تَعَالَى عَنْ فُلَانٍ
Nawaytul ‘umrata wa ahramtu biha lillāi ta‘ālā ‘an fulān (sebut nama jamaah umrah yang dibadalkan).
Artinya: “Aku berniat melaksanakan umrah dan berihram umrah karena Allah ta‘ala untuk si fulan (sebut nama).”

Pentingnya Melafalkan Niat dengan Benar

Menurut Syekh Sa‘id bin Muhammad Ba‘asyin, jika seseorang melafalkan niat badal umrah dengan urutan yang berbeda, misalnya menyebut nama orang yang dibadalkan setelah kalimat “wa ahramtu bihī,” hal tersebut tetap sah asalkan niatnya sudah jelas sejak awal.

Namun, jika tidak ada niat untuk membadalkan, maka ibadah umrah tersebut dianggap untuk dirinya sendiri, bukan untuk orang yang dimaksud.

Doa Badal Umrah untuk Orang yang Sudah Meninggal

Badal umrah juga sering dilakukan untuk orang yang sudah meninggal dunia. Dalam hal ini, niat dan tata caranya sama seperti badal umrah untuk orang yang masih hidup tetapi tidak mampu melaksanakan ibadah tersebut.

Pastikan untuk menyebut nama almarhum/almarhumah dengan jelas dalam lafal niat.


Badal umrah adalah ibadah yang mulia dan menjadi solusi bagi mereka yang tidak mampu melaksanakan umrah sendiri. Dengan memahami tata cara dan melafalkan niat badal umrah sesuai sunnah, kita dapat memastikan bahwa ibadah ini dilakukan dengan benar dan penuh keikhlasan.

Semoga panduan ini bermanfaat bagi lembaga, relawan, atau keluarga yang hendak membadalkan umrah untuk orang lain. Wallahu a‘lam.

Baca Juga:  Ketahui Syarat Wajib Umrah dan Tata Caranya